Haji Acep Al Azhari :Urai Pertumbuhan Ekonomi ke 63 Kelurahan di Depok

DEPOK, citraindonesiaonline.id – Angka kemiskinan di Kota Depok dari tahun ke tahun terus meningkat. Data dari BPS th 2017 &2018 angka kemiskinan di Depok mencapai dua ribu orang dan angka terakhir tahun 2019 pada 52 ribu 334 orang.
Jika di prosentasikan menjadi 2,34% dari jumlah penduduk yang ada.
Haji Acep Al Azhari lebih lanjut mengatakan, mengapa hal itu terjadi?
“Hal ini karena personal tidak berkembangnya kehidupan warga itu .” Ujarnya.
Ditambahkan, hal ini bisa terjadi karena pengaruh perkembangan, disebabkan perubahan Depok menjadi Kota yang diminati banyak orang untuk tinggal di Kota Depok.
“Pendatangnya sendiri kadang belum mempunyai penghasilan sendiri sementara penduduk setempat belum bergerak,sehingga lah mereka menjadi miskin.”.
Haji Acep Al Azhari mengungkapkan hal itu kepada Wartawan usai acara
Talk Show Ketua Gersaka mengambil Thema Mengatasi Kemiskinan yang di Gelar di D’Mall jalan Margonda Raya. Sabtu(12/10/2019)

Oleh karena itu, untuk mengurangi angka kemiskinan ini kita harus punya satu Formulasi pendamping orang miskin dan orang yang berkecukupan, jika tadi ada 52 ribu orang moskin,maka kita cari orang yang mau berbagi dengan mereka,ia yang berlebihan seperti pemilik resrtoran,Dealer,pabrik,toko dll yang mau berbagi dengan orang miskin sebagai saudara angkat.
Menurut Acep Al Azhari,” Kesejahteraan yang ingin diciptakan di Kota Depok dengan semakin banyaknya orabg yang terlibat maka akan semakin mudah tercipta, sehingg tidak bergantung terua kepada pemerintah apalagi menyalahi pemerintah. apalagi. APBD nya masih kurang.” Ujarnya.
Ketika ditanyakan dari sektor mana saja, yang dapat menjadikan satu solusi mengurangi angka kemiskinan Haji Acep Al Azhari menjelaskan,”jika di dilihat ini yang tengah buming adalah Kuliner,Fashions,dan sektor jasa serta sektotbainnya.
” Kita tidak boleh berpikir “miskin” kita harus rubah :”mind said” tidak boleh berpikir repot karena ini mebatasi pikitan kita
” Mari kita berpikir bagaimana kalau kemacetan lalulintas kita jadikan sebuah hal yang positif seperti di Malioboro Jogyakarta..”

Bagaimana jika kemacetan tersebut kita jadikan sebuah area wisata dengan menampilkan budaya lokal yang dapat ditampilkan sepeti musik lokal,tari Topeng, dan lain lain.
Acep Al Azhari, mengatakan,” kawasan yang dapat dikembangkan seperti Malioboro yakni. Dewi Sartika dan daerah yang letaknya tidak ditengah sekali tetapi agak kepinggiran kota tidak seperti Margonda Raya.”

Margonda Raya sekalipun jika pusat perekonomian kita kembangkan ke setiap kelurahan yang ada di Depok di 63 kelurahan, seperti program membantu kelurahan dengan per tahunnya lima milyard.
” 63 Kelurahan kan baru 350 milyard tetapi ini dapat menggerakan perekonomian dari kelurahan di Depok.” Ujarnya meyakinkan.
Menurutnya,kemacetan ditimbulkan karena keperluan keluarga, karena bisnis dan karena orang bekerja dengan membangun pusat bisnis ini di setiap kelutahan akan mampu mengurai kemacetan.
Sedangkan Ketua Gersaka Ari Candra Kurnawan,ketika ditanyakan tentang gagasan yang ditawarkan kepada kota Depok, mengatakan,” Depok merupakam Kota yang kebamjiran berkah dengan adanya ruas Tol yang baru salah satunya merangsang pertbuhan perumahan baru yang mengisi umumnya dari kelas menengah yang duitnya,oleh karena itu kesiapan warga untuk dapay hidup bersama dengan pendatang ini,warga Depok harus siap untuk dapat menampung peluang tersebut perekonomian baru.
” di Depan pintu keluar Tol nantinya muncul Food cordnya out let wisata kuliner rumah makan dan lain lain.”
Diakui karakternya Depok memang ” Unik”. Karena perkembangan kota itu dari pusat baru kesamping tetapi kalau Depok itu pembangunan dimulai dari pinggiran menuju pusat kota.(wismo)

306 Views