PRADI SUPRIATNA KUKUHKAN DEKLARASI PAGUYUBAN WARGA KAMPUNG STANGKLE
CITRA INDONESIA ONLINE — Untuk memperkuat hubungan persaudaraan Masyarakat di era jaman sekarang ini memang sangat di perlukan, mengingat makin padatnya penduduk yang dari tahun ke-tahun makin bertambah pesat baik warga pendatang mau pun penduduk asli Depok. Oleh karena itu penataan lingkungan, sosial, ekonomi, perlu lebih di kontrol karena tiap waktu kondisi lingkungan selalu berubah.
Di wilayah Kampung Stangkle RW 16 Kelurahan Kemiri muka, Kecamatan Beji, Kota Depok telah terbentuk Paguyuban Masyarakat yang di beri nama ” PESAT ” Pewaris Kampung Stangkle” (Minggu 27/10/2019) sekaligus deklarasi Paguyuban ” PESAT ” di Kampung Stangkle RW 16, selain deklarasi panitia penyelenggara juga memberikan santunan kepada 60 anak yatim sekaligus memperingati hari sumpah pemuda.
Acara tersebut di hadiri bang Pradi Supriatna selaku Wakil Wali Kota Depok, Samsuar Ketua LPM Kemiri muka, kantibmas,Bhabinsa, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Elemen Masyarakat kampung Stangkle, Paguyuban ” PESAT ” sendiri di kukuhkan langsung oleh Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna.
Dalam sambutannya Pradi Supriatna mengatakan ini langkah yang sangat baik untuk membangun lingkungan dengan membentuk paguyuban penduduk yang tahu persis wilayahnya, sangat kita perlukan Masyarakat yang kompak untuk membangun, ekonomi, sosial, penataan lingkungan dengan kebersamaan.
“Saya yakin dengan pesat ini, mampu bekerja sama dengan aparatur pemerintah untuk menyerap APBD untuk membangun lingkungan, dengan skala prioritas,Apa lagi PESAT ini memang keturunan asli orang kampung stangkle, arti nya tahu betul apa yang di butuhkan semoga tujuan dan harapan paguyuban ini banyak manfaat nya untuk Masyarakat lainnya ” Papar Pradi.
Di tambahkan Ketua 1 “PESAT” Budi Gunawan ” Tujuan kami membentuk paguyuban ini untuk mempererat tali silaturahmi dan lebih mengingat sejarah Kampung kita, siapa lagi yang peduli dengan Kampung kita? untuk menjaga tradisi budaya kita? karena di Kampung Stangkle semua keluarga besar, masih satu keturunan, makanya di kasih nama Stangkle, saya khawatir kalau paguyuban ini tidak terbentuk, antara keluarga tidak saling kenal, apa lagi makin padat nya penduduk yang datang dari daerah lain, sudah tercampur baur, lambat laun budaya kita akan terkikis habis ” Tegas Budi Gunawan.
” Saya akan ciptakan Kampung Stangkle ini, nyaman untuk pendatang dan penduduk asli, membangun lingkungan, dengan kebersamaan “, Harap Budi Gunawan menambahkan.
DD/CITRA INDONESIA ONLINE